SangBulan dan Bintang perlahan datang. Malam ini Bulan Sabitku tak sendirian Karena ada Bintang yang selalu berdampingan Hampir saja aku lupa, Bulan Sabitku memang tak pernah sendirian Karena ada satu Bintang yang paling terang. Aku adalah Bintang Tapi Aku bukan Bintang yang paling terang Contohnya malam ini, hanya ada satu Bintang disampingmu
arti suro diro joyoningrat lebur dening pangastuti. Bulan dan Bintang Mahmud Jauhari Ali dan Dek Nong Kemalawati Warisan melayu, alam terkembang jadi guru kita membaca rumput bergoyang sepanjang siang. Ilalang di belakang rumah tak lelah berdesah inna sholati wa nusuki... Lalu mawar melati tumbuh di hati Cericit burung adalah kumandang adzan bersahutan. jauh melayang menembus awan tak pernah jatuh gemanya, kecuali terus ngalir di urat nadi. Rasakan degup-nya. Bulan dan bintang terlukis di dinding jantung. Jambi, 2010 Puisi Bulan dan Bintang Karya Dimas Arika Mihardja
Thursday, February 19, 2015 Puisi bintangku. Bintang adalah benda langit yang terdiri dari gas yang menyala seperti matahari, terutama tampak pada malam hari, kata tentang binatang misalnya pada malam itu tampak bintang bertaburan di langit Dan arti rembulan adalah kata lain dari bulan Binatangku dan rembulan, salah satu dari dua dua judul puisi dikesemapatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara bintangku Puisi bintangku dan rembulan Puisi rembulan Salah satu penggalan bait dari kedua puisi tentang bintang tersebut. "Bolehkah aku katakan padamu malam ini Agar kau tahu siapa dan bagaimana aku Atau pun 'kan tahu apa yang dirimu bisa". Selengkapnya dari bait ini,disimak saja puisi tentang bintangku berikut iniPuisi Bintangku Dan RembulanBolehkah aku katakan padamu malam ini Agar kau tahu siapa dan bagaimana aku Atau pun 'kan tahu apa yang dirimu bisa Aku dan kamu adalah sesama Jika pun tidak, anggap saja aku bintang dan kau rembulan Karena hanya malam yang dapat mempertemukan kita Karenamu manis, enyahkan saja muram-muram itu Andaikan sulit rayu saja agar bening-bening itu tumpah segera Dan ku akan terus menyayangimu dengan terangku ‪‎Anda‬ Las BINTANGKUSemalam walaupun hujan gerimis Bintangku tetap menemaniku Memotivasiku, menyarankanku Dengan kata-kata bijakmu Walaupun tempatmu jauh di sana Terasa dekat di rasa Karena dirimu ada Dan selalu berada Bintangku Engkau setia Engkau elok rupa Aku suka dan kagum akan semuanya Bintangku Tetap bersinarlah sepanjang waktu Menemaniku dalam suka dan dukaku Engkau ada, ada dalam hidupku Terimakasih bintangku PUISI REMBULAN TrianayanaRedupnya purnama malam ini Tiada sinaran menyentuh bumi Kulihat ilalang ditepianya Menusuk rembulan meruntuhkan bulir bulir cahaya Sudah kuduga semua ini Sejak rembulan memadu janji Pada sang ilalang yg tajam berduri Cintanya hanya sebatas ilusi Ilalang yg melenggang pergi Meninggalkan luka menyisakan sepi Murung rembulan bagai tak berpunya diri Mengadu pada siapa tiada yg peduli Tiada bintang sudi menepi Tiada burung malam memagut hari Tiada hembusan bayu menerpa diri Sunyi sepi berteman sakit hati Rembulan tertusuk ilalang Betapa sakit tak terperi Luka dihati menyiksa diri Hanya diri yg merasa kini Lalu dimana insan kan menemukan sejuk cahyamu Dimana alam kan memandi embun disinaranmu Hanya ada bisu Rembulan berlalu bersama malam yg kelabu,,,, Demikianlah puisi bintangku baca juga puisi puisi yang lain yang ada di blog ini, semoga menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dahulu kala sebelum tuhan menciptakan bulan dan bintang, hidup sepasang kekasih. Seorang perempuan jelita dan seorang pria merana. Atas kuasa yang diberikan oleh tuhan yang maha kuasa kepada waktu, mereka dipertemukan oleh waktu yang sangat kejam menetapkan takdir menghidupkan malam dengan cerianya, mereka bernyanyi tentang kehidupan, mereka menari dengan anggun ditengah kegelapan malam, disaat banyak mata terlelap, bahkan mereka juga mendendangkan ayat-ayat tuhan demi kepuasan jiwa. Mereka sungguh menikmati malam, subuhpun kadang-kadang malu untuk mengetuk pintu untuk menyadarkan manusia bahwa pagi telah tiba-tiba seperti layangan yang diputus talinya, hingga terus tergantung dicakrawala, menghiasi malam. Tampaknya saja indah, tampaknya saja dia senyum, tampaknya saja dia gembira, namun hatinya gemuruh karena jajahan cintanya tak digenggam. Pun demikian dengan bintang, jika bulan terlempar ke angkasa tak jauh dari bumi, maka bintang terlempar jauh ke angkasa luas yang sangat jauh, tubuhnya tercerai berai di angkasa luar sana, matanya menjadi bintang di tengah malam, kepalanya menjadi bintang di selatan, kedua kakinya terpencar satu bintang di utara, satu bintang di tengah angkasa, namun yang pasti satu hatinya kemudian menjadi kejora yang kadang menampakkan indahnya disenja atau di pagi hari. Bulan dan bintang terus bertatapan dalam diam, dalam angkuh, menatap dari jauh, tak berani mendekat, kadang ketika kejora berpapasan dengan purnama sempurna, maka air mata rindu akan turun bak hujan salju, dingin mendayu, berharap putaran takdir kembali ke awal hingga bisa mengubah jalannya dan bintang hanya berharap dunia akan segera kiamat hingga kemudian tiba hari pembalasan, dimana segala hal yang telah diperbuat akan diperhitungkan dihadapan tuhan yang maha kuasa. Bulan akan menghitung kepengecutan bintang karena tidak berani untuk melamar dirinya dan seluruh kata-kata kasar yang tidak diucapkan atas nama kemegahan tidak mau kalah dan akan menghitung janji dan komitmen dari bulan. Mengapa ketika seseorang pangeran dengan pakaiannya yang gemerlap, dengan kuda putihnya datang melamar, bulan jatuh hati dan takluk, kemegahan bintang menjadi kemegahan tidak keributan itu, tuhan yang maha kuasa menghukum bulan dan bintang untuk tetap berada di angkasa hanya bisa saling melihat dari kejauhan. Mereka tidak dihadiahi surga atau diberi hukuman berupa neraka. Hukuman bagi mereka adalah tergantung di awang-awang tanpa sekalipun menginjak bumi. Lihat Dongeng Selengkapnya
puisi bintang dan bulan