Berikutjawaban yang paling benar dari pertanyaan: Nelayan ikan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. Fenomena ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi interaksi antar ruang, yaitu? faktor geologi; faktor ketersediaan sumber daya; faktor iklim Nelayanikan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. Fenomena ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi interaksi antarruang yaitu? Faktor geologi; Faktor ketersediaan sumber daya; Faktor iklim; Faktor teknologi; Semua jawaban benar; Jawaban: C Halodan selamat datang di MantaPancing! Apabila Anda sedang mencari berbagai macam gambar mengenai Nelayan Ikan Dengan Skala Besar Yang Beroperasi kami menyediakan berbagai macam gambar menariknya. Kami memiliki lebih dari 13 gambar mengenai Nelayan Ikan Dengan Skala Besar Yang Beroperasi yang di dalamnya terdapat dalam berbagai macam format seperti gif, jpg, png, dll. Dilansirdari Ensiklopedia, nelayan ikan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan asia tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. fenomena ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi interaksi antar ruang, yaitu faktor iklim. NelayanIkan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. Fenomena ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi interaksi antar ruang yaitu? Faktor geologi; jfaktor ketersediaan sumber daya alam; faktor iklim; faktor teknologi; Semua jawaban benar; Jawaban arti suro diro joyoningrat lebur dening pangastuti. Contoh Soal IPS Kelas 8 Bab 1 Interaksi Keruangan Dalam Kehidupan di Negara-negara ASEAN Soal Isian, Pilihan Ganda, dan Esai~IPS Kelas VIII SMP/MTs. Pembaca Sekolahmuonline, berjumpa kembali dengan Sekolahmuonline, blog yang menyajikan berbagai macam contoh soal dari berbagai macam mata pelajaran dan info-info lainnya. Kali ini kembali Sekolahmuonline menyajikan contoh soal yang kali ini sajiannya aadalah Contoh Soal IPS Kelas 8 SMP dan MTs. Pada postingan ini, Sekolahmuonline sajikan Contoh Soal IPS Kelas 8 Bab 1 tentang Interaksi Keruangan Dalam Kehidupan di Negara-negara ASEAN. Silahkan dibaca dan dipelajari, semoga bermanfaat. Jangan lupa berbagi, share kepada yang lainnya dengan mengklik tombol share sosial media seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, dan lainnya yang ada di bawah postingan ini. Selamat belajar. Jawablah soal-soal berikut ini! 1. Letak astronomis negara-negara ASEAN adalah ... Jawaban 28°LU-11°LS dan 93°BT-141°BT 2. Berdasarkan letak geografis, negara-negara ASEAN berada di antara ... Jawaban dua samudra dan dua benua 3. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan jarak relatif antara dua negara semakin ... Jawaban pendek 4. Adanya kebutuhan untuk meningkatkan kebutuhan ekonomi menyebabkan terjadinya interaksi antarnegara terutama dalam hal ... Jawaban perdagangan 5. Konversi lahan pertanian menyebabkan ... Jawaban perubahan ruang 6. Setiap negara di Asia Tenggara memiliki karakteristik ... Jawaban berbeda 7. Kerja sama antarnegara dilakukan karena ... Jawaban terdapat kebutuhan berbeda di setiap negara 8. Kerja sama di berbagai bidang mengakibatkan adanya perubahan ruang dan interaksi atau aktivitas masyarakat ASEAN dalam bidang ... Jawaban ekonomi, sosial, budaya, politik, dan pendidikan Latihan Soal Pilihan Ganda IPS Kelas VII Bab 1 Interaksi Keruangan Dalam Kehidupan di Negara-negara ASEAN I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. 1. Negara yang berbentuk geografis protruded dan penduduknya mayoritas ras mongol yaitu . . . . a. Myanmar b. Thailand c. Laos d. vietnam Jawaban 2. Negara yang terletak paling utara di ASEAN yaitu . . . . a. Thailand b. Myanmar c. Filipina d. Kamboja Jawaban 3. Bentuk karakteristik budaya yang diakibatkan perbedaan iklim kawasan negara-negara ASEAN yaitu . . . . a. cara berpakaian b. cara berbicara c. upacara perkawinan d. pola makan Jawaban 4. Akibat dari banyak negara-negara ASEAN yang dilewati jalur lipatan Sirkum Pasifik adalah . . . . a. sering terjadi banjir b. beriklim tropis c. banyak memiliki pantai d. sering terjadi gempa bumi Jawaban 5. Negara anggota ASEAN yang kegiatan perekonomiannya tidak didukung oleh pertanian yaitu . . . . a. Indonesia b. Malaysia c. Singapura d. Laos Jawaban 6. Manakah dari negara-negara ASEAN berikut yang memiliki iklim subtropis? a. Myanmar b. Laos c. Filipina d. Vietnam Jawaban 7. Iklim yang terbentuk akibat letak negara-negara ASEAN di sekitar khatulistiwa dan diapiti daratan luas Asia dan Australia yaitu . . . . a. iklim tropis dan iklim musim b. iklim tropis dan iklim laut c. ilklim laut dan iklim hutan hujan d. iklim kemarau dan iklim musim penghujan Jawaban 8. Kerja sama yang diadakan para menteri pada pertemuan Defence Ministers Meeting ADMM membahas bidang . . . . a. sosial b. pendidikan c. politik d. budaya Jawaban 9. Berdasarkan keputusan Mahkamah Internasional, Pulau Ligitan dan Sipadan diberikan kepada negara . . . . a. Indonesia b. Singapura c. Filipina d. Malaysia Jawaban 10. Nilai positif dari kasus pengungsi manusia perahu dari Myanmar yang menimbulkan interaksi antarnegara ASEAN antara lain . . . . a. bertambahnya warga asing b. memupuk rasa kemanusiaan c. meningkatkan persaingan kerja d. diskriminasi sosial pengungsi Jawaban 11. Salah satu bentuk kerja sama negara-negara ASEAN di bidang pedidikan yaitu . . . . a. ASEAN Commission on the Promotion and Protection of the Rights of Women and Children b. ASEAN Council Teachers Convention c. ASEAN Tourism Agreement d. Defence Ministers Meeting Jawaban 12. Salah satu kerja sama antarnegara ASEAN di bidang industri berikut ini adalah . . . . a. proyek industri tambang ASEAN Copper Fabrication Project di Filipina dengan Singapura b. proyek vaksin ASEAN Vaccine Project di Singapura dengan Kamboja c. proyek pupuk ASEAN Aceh Fertilizer Project di Indonesia dengan Malaysia d. proyek soda api Rock Salt Soda Ash Project di Thailand dengan Indonesia Jawaban 13. Salah satu bentuk kerja sama di bidang politik antarnegara-negara ASEAN adalah . . . . a. membangun pupuk urea di Malaysia b. menanggulangi penyalahgunaan narkotika c. melaksanakan festival seni ASEAN d. membentuk Pusat Informasi Pariwisata Jawaban 14. Faktor pendorong kerja sama antarnegara ASEAN yaitu . . . . a. kesamaan dan perbedaan ideologi b. kesamaan dan perbedaan sumber daya alam c. kesamaan dan perbedaan kondisi geografis d. jawaban a, b, dan c benar Jawaban 15. Bentuk kerja sama dalam bidang politik antara lain . . . . a. penyelenggaraan pesta dua tahun sekali SEA-Games b. menyediakan cadangan pangan untuk negara-negara ASEAN c. traktat Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana Treaty on Mutual Assistance in Criminal Matters/MLAT d. penandatanganan kesepakatan bersama ASEAN Tourism Agreement Jawaban 16. Sungai yang dimanfaatkan sebagai sarana transportasi utama di Indonesia, yaitu . . . . a. Sungai Musi b. Sungai Barito c. Sungai Mahakam d. Sungai Bengawan Solo Jawaban 17. Perhatikan contoh di bawah ini. 1 Penggunaan monorel kereta jurusan Bandung-Jakarta. 2 Kemacetan yang panjang di Johor, Malaysia. 3 Penggunaan hutan sebagai jalur Jalan Lintas Selatan JJLS di Jawa. 4 Pembangunan transportasi bawah tanah di Thailand. 5 Alih fungsi lahan dari pemukiman menjadi kawasan bandar udara. Manakah pernyataan yang menunjukkan dampak negatif dari interaksi antarnegara-negara ASEAN yang menimbulkan perubahan di bidang transportasi? a. 1, 2, dan 4. b. 1, 3, dan 5. c. 2, 3, dan 5. d. 3, 4, dan 5. Jawaban 18. Nelayan ikan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. Fenomena ini berkaitan dengan faktor yang mempengarui interaksi antarruang, yaitu . . . . a. faktor geologi b. faktor ketersediaan sumber daya c. faktor iklim d. faktor teknologi Jawaban 19. Perubahan sebagian atau seluruh fungsi lahan dari fungsi semula menjadi fungsi yang lain dan memengaruhi lingkungan dan potensi lahan itu sendiri disebut . . . . a. pergantian lahan b. penggunaan tanah c. konversi lahan d. konversi tanah Jawaban 20. Dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman, yaitu produktivitas pangan akan menjadi . . . . a. naik b. turun c. signifikan d. menguntungkan Jawaban Latihan Soal Essay IPS Kelas VII Bab 1 Jawablah soal-soal berikut ini dengan jawaban yang benar dan tepat! 1. Sebutkan batas wilayah ASEAN berdasarkan letak geografisnya! Jawaban 2. Berikan contoh bahwa iklim dapat memengaruhi perubahan ruang dan interaksi antarruang! Jawaban 3. Bagaimana peran teknologi komunikasi dalam interaksi antarruang di negara-negara ASEAN? Jawaban 4. Jelaskan mengapa negara Singapura lebih berfokus pada perdagangan dan industri! Jawaban 5. Jelaskan alasan negara-negara Asia Tenggara perlu mengandalkan kerja sama ekonomi! Jawaban Nelayan ikan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. Fenomena ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi interaksi antar ruang, yaitu? faktor geologi faktor ketersediaan sumber daya faktor iklim faktor teknologi Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah C. faktor iklim. Dilansir dari Ensiklopedia, nelayan ikan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan asia tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. fenomena ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi interaksi antar ruang, yaitu faktor iklim. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. faktor geologi adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. faktor ketersediaan sumber daya adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban C. faktor iklim adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban D. faktor teknologi adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah C. faktor iklim. Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah. Indonesia adalah negara pemilik garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Status tersebut menasbihkan Indonesia sebagai salah satu pemegang potensi perikanan terbesar di dunia Tetapi, potensi perikanan di Indonesia ternyata tidak lagi didominasi oleh perusahaan dan pemegang modal besar. Dewasa ini dan akan datang, pemegang dominasi berada di tangan pelaku perikanan skala kecil dan tradisional Potensi tersebut diyakini akan bisa menjadi kekuatan utama Indonesia di sektor perikanan pada masa akan datang. Bahkan dominasi perikanan skala kecil diperkirakan akan tetap sama besar seperti sekarang yang mencapai angka 90 persen Untuk itu, diperlukan komitmen kuat di dalam dan luar negeri untuk menjaga keberlanjutan ekosistem laut dan pesisir, agar bisa tetap mengambil manfaat yang banyak dari laut. Komitmen itu, juga mencakup adopsi penerapan deklarasi untuk perikanan dan budi daya yang keberlanjutan Perikanan skala kecil diyakini akan bisa menjadi kekuatan utama sektor perikanan di Indonesia pada masa yang akan datang. Kekuatan nelayan kecil dan tradisional itu prosentasenya diprediksi bisa mencapai 90 persen, atau sama dengan prosentase yang saat ini ada. Potensi yang besar tersebut, harus bisa dimanfaatkan dengan baik untuk pengembangan sektor perikanan yang selama ini banyak bergantung pada perikanan skala besar yang dipelopori oleh para pengusaha dengan modal yang besar. Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan PDSPKP KKP Artati Widiarti mengatakan bahwa perikanan skala kecil yang dimaksud, selama ini banyak berasal dari subsektor perikanan tangkap. Namun menurutnya, potensi di masa mendatang yang bisa dikembangkan tidak hanya berasal dari subsektor tersebut. Melainkan, juga berasal dari subsektor perikanan budi daya yang oleh Presiden RI Joko Widodo sudah ditetapkan sebagai prioritas ekonomi nasional sejak 2019 lalu. baca Memetakan Potensi Perikanan Budi daya untuk 2021 Nelayan mengemudikan perahu tradisional menuju saung yang digunakan untuk menjemur udang rebon di Desa Prapat Tunggal, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Foto Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia Dengan semua potensi yang sudah dimiliki Indonesia sekarang dan yang akan datang, maka dinilai perlu untuk membahasnya di level dunia tentang bagaimana pengembangan biar lebih baik lagi. Hal itu bertujuan agar penguatan usaha perikanan skala kecil bisa lebih kokoh lagi. “Agar bisa lebih maju, mandiri, dan berkelanjutan. Mengingat, potensi sumber daya ikan Indonesia yang luar biasa,” ungkap dia belum lama ini di Jakarta. Dia mengatakan, kampanye penguatan sektor perikanan di Indonesia harus diketahui oleh dunia dengan berbagai cara. Salah satunya, melalui sidang dua tahunan Committee on Fisheries COFI yang ke-34 yang dilaksanakan oleh Organisasi Pangan dan Agrikultur Perserikatan Bangsa-Bangsa FAO. Pada sidang tersebut, kode etik untuk perikanan yang bertanggung jawab code of conduct for responsible fisheries CCRF kembali dibahas sebagai bentuk peringatan ke-25 sejak diluncurkan pertama kali pada 1995 silam. CCRF yang berbentuk buku panduan, diterbitkan oleh FAO sebagai upaya menghadapi tantangan perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, serta praktik pemanfaataan wilayah laut, perairan darat dan pesisir yang ilegal, dan tidak sesuai aturan. Selain membahas CCRF, negara COFI yag hadir dalam sidang tersebut juga menyatakan siap mengadopsi deklarasi untuk perikanan tangkap dan budi daya yang berkelanjutan declaration for sustainable fisheries and aquaculture. Bagi Indonesia, adopsi deklarasi tersebut juga menjadi momen yang bagus, karena diharapkan bisa mendukung pencapaian dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan dan gizi yang berkelanjutan dari sektor perikanan. baca juga Catatan Akhir Tahun Perikanan Berkelanjutan, Bukan Lagi Syarat, Tapi Kebutuhan untuk Industri Perikanan Ilustrasi. Aktivitas nelayan di tempat pelelangan ikan di Kota Rembang, Jawa Tengah. Foto Donny Iqbal/Mongabay Indonesia Komitmen Bersama Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu mengatakan bahwa pertemuan negara anggota FAO menjadi momen bersejarah, karena bisa menjadi tonggak untuk memikirkan dan mendesain ulang setiap kegiatan dan aksi yang dilaksanakan sesuai dengan cita-cita pembentukan FAO. Tak hanya itu, pertemuan tersebut menjadi bersejarah, karena penguatan negara COFI juga semakin meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Perkumpulan negara COFI juga menjadi satu-satunya forum antar bangsa di dunia yang fokus membahas dan menyelesaikan isu dan permasalahan perikanan tangkap dan budi daya. Dalam perjalanannya, COFI dibentuk untuk membahas dan menyelesaikan isu, seperti kondisi perikanan tangkap dan budi daya sekarang, perubahan iklim, perikanan skala kecil, dan juga penangkapan ikan secara ilegal yang belum bisa berhenti. “Juga menyoroti hubungan penting antara ikan, masyarakat, dan kebudayaan,” pungkas dia. Sebagai bagian dari forum penting tersebut, Indonesia mewakilkan kehadirannya kepada pejabat dari Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP, Kementerian Luar Negeri Kemlu, dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Kemenko Marves. Kehadiran Indonesia pada forum tersebut, tidak lain agar perikanan dunia, termasuk perikanan Indonesia bisa tetap berjalan dengan mendapatkan banyak manfaat untuk ekonomi. Namun di saat yang sama, keberlanjutan bisa tetap dijaga untuk kelestarian ekosistem laut dan pesisir. perlu dibaca Perikanan Berkelanjutan untuk Masa Depan Laut Dunia Hamdani, kepala bagian pembesaran PT Bali Barramundi, Buleleng, Bali pada Kamis 10/5/2018 memberikan pakan pada ikan budi daya di keramba. Perusahaan itu telah menerapkan prinsip Seafood Savers untuk perikanan berkelanjutan. Foto Anton Muhajir/Mongabay Indonesia Atas dasar pertimbangan untuk kelestarian ekosistem dan pemanfaatan ekonomi, Pemerintah Indonesia kemudian menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan Perikanan. Regulasi tersebut selanjutan disiapkan peraturan turunannya oleh KKP. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, kehadiran PP 27/2021 menjadi angin segar untuk sektor kelautan dan perikanan yang saat ini sedang berjuang untuk bisa pulih setelah dihantam pandemi COVID-19. Regulasi tersebut, bisa menghentikan permasalahan yang ada selama ini yang diakibatkan adanya tumpang tindih peraturan. Tak hanya menghambat investasi, aturan yang tumpang tindih juga membuat tata kelola dan kehidupan di sekitar kawasan perairan menjadi tidak maksimal. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut PRL KKP TB Haeru Rahayu mengatakan, peraturan turunan PP 27/2021 saat ini masih dalam tahap pembahasan. Tak hanya satu, namun ada beberapa peraturan turunan yang saat ini sedang disiapkan oleh KKP. Dengan adanya peraturan turunan, maka nantinya akan bisa dilakukan perubahan status zona inti di kawasan konservasi, kriteria dan persyaratan pendirian penempatan, dan/atau pembongkaran bangunan dan instalasi di laut, serta pengendalian impor komoditas pergaraman. perlu dibaca Zonasi Laut, Kunci Mengelola Wilayah Laut Nusantara Sebanyak 75 persen wilayah Sulsel merupakan pesisir dan laut, yang kaya akan sumber daya perikanan dan biodiversitas tinggi yang jika dioptimalkan tata kelolanya, bisa mendorong kemandirian lokal dan kesejahteraan masyarakat. Foto Wahyu Chandra/Mongabay Indonesia Tumpang Tindih Selain untuk menghilangkan tumpah tindih peraturan, kehadiran peraturan turunan PP 27/2021 juga menjadi penting, karena itu bisa melindungi sumber daya kelautan dan perikanan seperti peraturan pelarangan merusak terumbu karang demi keberlanjutan dan kelestarian lingkungan ekosistem. Tentang zona inti di kawasan konservasi yang dapat diubah statusnya, itu dilakukan dengan selalu mempertimbangkan kepentingan masyarakat yang lebih besar atau bersifat strategis nasional. Namun, perubahan tersebut tetap harus berpijak pada prinsip keberlanjutan ekosistem dan biota laut. Dengan kata lain, perubahan zona inti hanya diperbolehkan bagi kegiatan pemanfaatan yang bersifat strategis nasional dan menopang hajat hidup masyarakat. Tak lupa, semua proses tersebut harus senantiasa menjaga kelestarian ekosistem laut dan pesisir. TB Haeru Rahayu menegaskan bahwa perubahan status zona inti dan kategori kawasan konservasi perairan dilakukan dengan tetap mempertahankan alokasi ruang untuk kawasan konservasi dalam rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil RZWP3K. Selain itu, perubahan juga tetap mempertahankan alokasi ruang untuk rencana zonasi kawasan antar wilayah RZ KAW, rencana zonasi kawasan strategis nasional tertentu RZ KSNT, atau pola ruang dalam rencana tata ruang laut/rencana tata ruang wilayah nasional. “Sesuai dengan komitmen global di Aichi target 11 dan SDGs Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/TPB poin 14, KKP akan tetap menargetkan luas kawasan konservasi seluas 32,5 juta hektar pada tahun 2030,” tegas dia. Maluku Utara, baru saja memiliki tiga kawasan konservasi perairan. Kawasan konservasi ini guna memastikan ekosistem laut terjaga dan sumber laut dapat terkelola berkelanjutan oleh masyarakat, salah satu mencegah pengeboman ikan. Foto Mahmud Ichi/ Mongabay Indonesia Dalam melaksanakan proses perubahan zona inti, KKP akan membentuk tim peneliti terpadu yang di dalamnya ada kementerian/lembaga terkait yang mengusulkan proyek strategis nasional KSPN, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, perguruan tinggi, dan pemerintah daerah. Selain itu ada juga lembaga swadaya masyarakat, lembaga masyarakat, dan masyarakat yang ada di sekitar kawasan konservasi perairan. Mereka yang terlibat semua bertugas untuk menyampaikan rekomendasi perubahan status zona inti dan/atau kategori kawasan konservasi kepada Menteri KP. “Tim peneliti terpadu akan melakukan kajian dan melaksanakan konsultasi publik. Hasil rekomendasi tim peneliti terpadu menjadi dasar bagi Menteri untuk menetapkan kembali status perubahan zona inti dan/atau kategori kawasan konservasi,” pungkas dia. Artikel yang diterbitkan oleh – Rangkuman, Soal dan jawaban IPS Terpadu kelas 8 SMP untuk materi BAB 1semester 1 sesuai buku kurikulum 2013. Sahabat Pendidikan, pada kesempatan kali ini saya akan membagikan beberapa soal latihan yang mana soal latihan ini saya ambil dari buku kurikulum 2013 IPS Terpadu kelas 8 SMP semester 1 dan soal yang disajikan yaitu dalam bentuk 2 jenis. Soal latihan IPS Terpadu kelas 8 SMP semester 1 BAB 1 yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini sudah di lengkapi dengan kunci jawabannya sehinga dapat dengan mudah membantu aktivitas peserta didik dalam memahami soal dan menyesuaikannnya dengan kunci jawaban serta pembahasan yang tersedia. Bentuk soal ada yang pilihan ganda dan ada juga bentuk soal essay. Untuk soal pilihan ganda berjumlah 20 soal lengkap dengan jawabannya sedangkan untuk soal essay ada sejumlah 5 soal dan juga lengkap dengan pembahasannya. Soal latihan IPS Terpadu kelas 8 BAB 1 ini kiranya bisa menjadi bahan pembelajaran bagi para siswa yang akan menggunakannya sebagai persiapan dalam menghadapi ulangan semester nantinya. Adapun materi yang akan di pelajari pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas 8 BAB 1 Semester 1 yaitu sebagai berikut BAB IINTERAKSI KERUANGAN DALAM KEHIDUPAN DI NEGARA-NEGARA ASEANA. Mengenal Negara-Negara ASEAN1. Letak Geografis Negara-Negara ASEAN2. Letak Koordinat ASEANB. Interaksi Antarnegara-negara ASEAN1. Pengertian, Faktor Pendorong dan Penghambat Kerja Sama2. Bentuk-bentuk Kerja Sama Sosial, Politik, Budaya, Pendidikan dan Perkembangannya3. Pengaruh Kerja Sama Bidang Ekonomi, Sosial, Politik, Budaya, dan Pendidikan terhadap Kehidupan di ASEAN4. Upaya-upaya Meningkatkan Kerja Sama di Antara Negara-Negara ASEANC. Pengaruh Perubahan dan Interaksi Keruangan terhadap Kehidupan di Negara-Negara ASEAN1. Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang akibat Faktor Alam2. Pengaruh Perkembangan Ilmu dan Teknologi terhadap Perubahan Ruang3. Pengaruh Perubahan Ruang terhadap Kehidupan Ekonomi4. Pengaruh Konvensi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap Perubahan Ruang dan Interaksi AntarruangSebelum melihat soal latihan IPS Terpadu kelas 8 SMP yang ada pada BAB 2 maka sebaiknya pahami materinya dengan baik dan untuk melihat ringkasan materinya, maka berikut ini ringkasan materi IPS Terpadu kelas 8 SMP BAB 2 - Letak astronomis negara-negara ASEAN adalah 28°LU-11°LS dan 93°BT[1]141° Berdasarkan letak geografis, negara-negara ASEAN berada di antara dua samudra dan dua Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan jarak relatif antara dua negara semakin Adanya kebutuhan untuk meningkatkan kebutuhan ekonomi menyebabkan terjadinya interaksi antarnegara terutama dalam hal Konversi lahan pertanian menyebabkan perubahan Setiap negara di Asia Tenggara memiliki karakteristik Kerja sama antarnegara dilakukan karena terdapat kebutuhan berbeda di setiap Kerja sama di berbagai bidang mengakibatkan adanya perubahan ruang dan interaksi atau aktivitas masyarakat ASEAN dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, dan pendidikan. Setelah memahami ringkasan materi IPS kelas 8 BAB 2 diatas, maka Baiklah berikut ini soal latihan dan jawaban IPS Terpadu kelas 8 SMP BAB 1 Semester 1 di bawah ini SOAL PILIHAN GANDA 1. Negara yang berbentuk geografis protruded dan penduduknya mayoritas ras mongol yaitu . . . . a. Myanmar b. Thailand c. Laos d. Vietnam JAWABAN A 2. Negara yang terletak paling utara di ASEAN yaitu . . . . a. Thailand b. Myanmar c. Filipina d. Kamboja JAWABAN D 3. Bentuk karakteristik budaya yang diakibatkan perbedaan iklim kawasan negara[1]negara ASEAN yaitu . . . . a. cara berpakaian b. cara berbicara c. upacara perkawinan d. pola makan JAWABAN B 4. Akibat dari banyak negara-negara ASEAN yang dilewati jalur lipatan Sirkum Pasifik adalah . . . . a. sering terjadi banjir b. beriklim tropis c. banyak memiliki pantai d. sering terjadi gempa bumi JAWABAN D 5. Negara anggota ASEAN yang kegiatan perekonomiannya tidak didukung oleh pertanian yaitu . . . . a. Indonesia b. Malaysia c. Singapura d. Laos JAWABAN C 6. Manakah dari negara-negara ASEAN berikut yang memiliki iklim subtropis? a. Myanmar b. Laos c. Filipina d. Vietnam JAWABAN A 7. Iklim yang terbentuk akibat letak negara-negara ASEAN di sekitar khatulistiwa dan diapiti daratan luas Asia dan Australia yaitu . . . . a. iklim tropis dan iklim musim b. iklim tropis dan iklim laut c. ilklim laut dan iklim hutan hujan d. iklim kemarau dan iklim musim penghujan JAWABAN A 8. Kerja sama yang diadakan para menteri pada pertemuan Defence Ministers Meeting ADMM membahas bidang . . . . a. sosial b. pendidikan c. politik d. budaya JAWABAN C 9. Berdasarkan keputusan Mahkamah Internasional, Pulau Ligitan dan Sipadan diberikan kepada negara . . . . a. Indonesia b. Singapura c. Filipina d. Malaysia JAWABAN D 10. Nilai positif dari kasus pengungsi manusia perahu dari Myanmar yang menimbulkan interaksi antarnegara ASEAN antara lain . . . . a. bertambahnya warga asing b. memupuk rasa kemanusiaan c. meningkatkan persaingan kerja d. diskriminasi sosial pengungsi JAWABAN B 11. Salah satu bentuk kerja sama negara-negara ASEAN di bidang pedidikan yaitu . . . . a. ASEAN Commission on the Promotion and Protection of the Rights of Women and Children b. ASEAN Council Teachers Convention c. ASEAN Tourism Agreement d. Defence Ministers Meeting JAWABAN B 12. Salah satu kerja sama antarnegara ASEAN di bidang industri berikut ini adalah . . . . a. proyek industri tambang ASEAN Copper Fabrication Project di Filipina dengan Singapura b. proyek vaksin ASEAN Vaccine Project di Singapura dengan Kamboja c. proyek pupuk ASEAN Aceh Fertilizer Project di Indonesia dengan Malaysia d. proyek soda api Rock Salt Soda Ash Project di Thailand dengan Indonesia JAWABAN C 13. Salah satu bentuk kerja sama di bidang politik antarnegara-negara ASEAN adalah . . . . a. membangun pupuk urea di Malaysia b. menanggulangi penyalahgunaan narkotika c. melaksanakan festival seni ASEAN d. membentuk Pusat Informasi Pariwisata JAWABAN B 14. Faktor pendorong kerja sama antarnegara ASEAN yaitu . . . . a. kesamaan dan perbedaan ideologi b. kesamaan dan perbedaan sumber daya alam c. kesamaan dan perbedaan kondisi geografis d. jawaban a, b, dan c benar JAWABAN D 15. Bentuk kerja sama dalam bidang politik antara lain . . . . a. penyelenggaraan pesta dua tahun sekali SEA-Games b. menyediakan cadangan pangan untuk negara-negara ASEAN c. traktat Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana Treaty on Mutual Assistance in Criminal Matters/MLAT d. penandatanganan kesepakatan bersama ASEAN Tourism Agreement JAWABAN C 16. Sungai yang dimanfaatkan sebagai sarana transportasi utama di Indonesia, yaitu . . . . a. Sungai Musi b. Sungai Barito c. Sungai Mahakam d. Sungai Bengawan Solo JAWABAN C 17. Perhatikan contoh di bawah ini. 1 Penggunaan monorel kereta jurusan Bandung-Jakarta. 2 Kemacetan yang panjang di Johor, Malaysia. 3 Penggunaan hutan sebagai jalur Jalan Lintas Selatan JJLS di Jawa. 4 Pembangunan transportasi bawah tanah di Thailand. 5 Alih fungsi lahan dari pemukiman menjadi kawasan bandar udara. Manakah pernyataan yang menunjukkan dampak negatif dari interaksi antarnegara-negara ASEAN yang menimbulkan perubahan di bidang transportasi? a. 1, 2, dan 4. b. 1, 3, dan 5. c. 2, 3, dan 5. d. 3, 4, dan 5. JAWABAN C 18. Nelayan ikan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. Fenomena ini berkaitan dengan faktor yang mempengarui interaksi antarruang, yaitu . . . . a. faktor geologi b. faktor ketersediaan sumber daya c. faktor iklim d. faktor teknologi JAWABAN C 19. Perubahan sebagian atau seluruh fungsi lahan dari fungsi semula menjadi fungsi yang lain dan memengaruhi lingkungan dan potensi lahan itu sendiri disebut . . . . a. pergantian lahan b. penggunaan tanah c. konversi lahan d. konversi tanah JAWABAN C 20. Dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman, yaitu produktivitas pangan akan menjadi . . . . a. naik b. turun c. signifikan d. menguntungkan JAWABAN B SOAL ESSAY 1. Sebutkan batas wilayah ASEAN berdasarkan letak geografisnya! 2. Berikan contoh bahwa iklim dapat memengaruhi perubahan ruang dan interaksi antarruang! 3. Bagaimana peran teknologi komunikasi dalam interaksi antarruang di negara-negara ASEAN? 4. Jelaskan mengapa negara Singapura lebih berfokus pada perdagangan dan industri! 5. Jelaskan alasan negara-negara Asia Tenggara perlu mengandalkan kerja sama ekonomi! PEMBAHASAN SOAL ESSAY ! 1. Berikut batas wilayah ASEAN berdasarkan letak geografisnya - Batas di utara China, Laut China Selatan. - Batas di timur Samudera Pasifik, Papua Nugini. - Batas di selatan Samudera Hindia. - Batas di barat Samudera Hindia, India. 2. Contoh implikasi iklim yang mempengaruhi perubahan ruang dan interaksi antar ruang adalah terjadinya kekeringan di suatu wilayah. Ketika fenomena tersebut terjadi terus menerus, masyarakat atau penduduk lokal akan melakukan transmigrasi atau migrasi ke daerah lain. 3. Peran teknologi komunikasi dalam interaksi antar ruang negara ASEAN - Mempercepat penyebaran informasi dalam waktu yang singkat dan cepat. - Membantu kelancaran interaksi antarnegara. - Memungkinkan semua negara terhubung tanpa dibatasi ruang dan waktu. 4. Negara Singapura lebih fokus pada perdagangan dan industri karena lokasinya yang strategis di jalur perdagangan Selat Malaka dan Selat Singapura, dan karena Singapura tidak memiliki sumber daya alam yang banyak. 5. Perlunya kerjasama negara negara ASEAN terutama dalam ekonomi adalah untuk menaikkan kesejahteraan rakyatnya dan perlunya kerjasama dalam bidang tersebut agar negara negara ASEAN dapat bersaing dengan negara negara LUAR yang telah maju. BACA JUGA RANGKUMAN, SOAL DAN JAWABAN IPS TERPADU KELAS 8 BAB 2 DISINI Soal & Jawaban UTS/PTS Kelas 7 Semester 1 Lengkap DISINI Soal & Jawaban UTS/PTS Kelas 8 Semester 1 Lengkap DISINISoal & Jawaban UTS/PTS Kelas 9 Semester 1 Lengkap DISINI Demikianlah soal latihan IPS terpadu kelas 8 SMP BAB 1 Semester 1 yang bisa saya bagikan melalui postingan ini, kiranya bisa bermanfaat bagi para peserta didik yang akan menggunakannya sebagai bahan pembelajaran baik dirumah masing-masing maupun untuk di sekolah. Sekian dan Terimakasih. Maluku dikenal dengan propinsi seribu pulau, karena memiliki pulau-pulau kecil yang banyak jumlahnya Amal 2016. Pulau-pulau ini terhubung dengan tiga laut yakni Laut Banda, Laut Seram dan Laut Arafura, sekaligus mewakili tiga wilayah pengelolaan perikanan WPP secara berturut-turut ialah WPP 714, 715 dan 718. Luas daratan Maluku sekitar 10 persen saja, 90 persen sisanya adalah perairan laut Pane & Suman 2019. Perairan Maluku kaya dengan potensi sumber daya ikannya, baik ikan demersal dan ikan pelagis besar serta kecil Tuapetel et al. 2018. Salah satu sumber daya ikan pelagis kecil yang melimpah ialah ikan terbang, Hirundichthys oxycephalus Bleeker, 1852 Tuapetel et al. 2017. Ikan terbang merupakan komponen penting dalam rantai makanan, karena merupakan makanan kesukaan pelagis besar, seperti ikan tuna Ferdiansyah & Syahailatua 2010 dan hampir semua jenis tuna merupakan primadona ekspor asal Maluku Jati et al. 2014, seperti tuna, tongkol dan cakalang atau TTC Luhur & Yusuf 2017. Ikan tuna melimpah di perairan Maluku tidak dapat dipisahkan dari karakteristik perairannya yang khas karena memiliki laut dalam pada sentral perairannya Suyadi et al. 2018. Meskipun melimpah di perairan Maluku, ikan terbang bukan merupakan target penangkapan masyarakat karena bukan ikan konsumsi yang digemari, harga jual rendah serta banyak dijumpai pada musim timur. baca Telur Ikan Terbang, Devisa Terbesar dari Takalar Ikan Terbang, Hirundichthys oxycephalus Bleeker, 1852 dan telurnya yang berlimpah. Foto Friesland Tuapetel Musim timur di Maluku berlangsung sekitar empat bulan Mei-Agustus, tetapi dengan kondisi perairan Maluku tidak bersahabat karena ombak besar, arus kuat, angin kencang dan hujan terus menerus Waileruny et al. 2014. Armada tangkap nelayan lokal belum dapat menyeimbangi ekstremnya perairan Maluku pada musim ini, karena umumnya kapal mereka berukuran kecil dibawah 10 GT, diantaranya purse seine, gill net dan pole and line dan biasanya pada musim ini mereka tidak melaut, kecuali nelayan huhate atau pole and line Siahainenia et al 2017a. Selain itu, jiwa melaut masyarakat lokal belum tertantang untuk melakukan diversifikasi usaha penangkapan, juga karena kemampuan bertahan di laut dalam waktu yang lama belum terbukti, ditambah kekayaan stok non ikan di pesisir sebagai alternatif konsumsi masih tersedia Wawo & Uneputty 2013, Nababan & Sari 2014, Siahainenia et al. 2017b. Semua ini membuat masyarakat terbuai dan tidak melihat potensi besar perairan Maluku yang justru dinikmati oleh nelayan andon asal Sulawesi Selatan yang mengeksploitasi telur ikan terbang tanpa batas, karena belum ada regulasi yang jelas dan tegas dari pemerintah Tuapetel et al. 2017. Ikan terbang memegang posisi penting dalam tropic level rantai makanan Churnside et al. 2017, yang berfungsi sebagai penghubung produsen primer dan konsumen level selanjutnya seperti terlihat pada Gambar 2., oleh sebab itu ikan terbang khusus telurnya yang dieksploitasi terus menerus tanpa adanya regulasi untuk membatasi pemanfaatannya, maka pasti akan mempengaruhi ekosistem sumber daya ikan didalamnya. baca juga Istimewanya Ikan Terbang, Bisa Melayang Sejauh 200 Meter di Permukaan Air Seorang perempuan tampak menjemur telur ikan terbang. Foto Christopel Paino/Mongabay Indonesia Pemanfaatan Ikan terbang Pemanfaatan telur ikan terbang di Perairan Laut Seram perbatasan Fak-fak, Papua Barat dan Seram Timur, Maluku tercatat pertama kali ditemukan area fishing ground oleh Daeng Ngerang asal Galesong Takalar Sulawesi Selatan pada tahun 2001 Tuapetel et al. 2015a. Tahun berikutnya 2002- 2007 berdatangan kapal andon secara bertahap, dengan puncak tertinggi mendekati kapal Suwarso et al. 2008. Tahun 2008 meskipun upaya bertambah ≥1000 kapal, namun produksi telur ikan terbang Laut Seram sudah tidak melimpah seperti tahun-tahun sebelumnya dan diduga telah melewati titik maksimal pemanfaatan/MSY Tuapetel et al. 2015b. Dengan demikian strategi eksploitasi yang dilakukan oleh kapal andon ini yakni berpindah dan menyebar mulai dari lintang enam sampai lintang sembilan. Hasil wawancara dengan nelayan penangkap telur ikan terbang asal Galesong dan Takalar, Sulawesi Selatan yang dikenal dengan nama pattorani, diperoleh informasi bahwa daerah penangkapan berdasarkan lintang tersebut ialah sebagai berikut Lintang enam Perairan Dobo, lintang tujuh Perairan Tanimbar Key, lintang delapan Perairan Saumlaki dan lintang sembilan perairan perbatasan dengan Australia, yang kesemua daerah tersebut adalah wilayah perairan Maluku. Potensi ikan terbang yang melimpah di perairan Maluku sesungguhnya tidak dinikmati oleh masyarakat Maluku oleh karena beberapa kendala yang telah diuraikan sebelumnya, selain keterbatasan bobot kapal, penguasaan teknis penangkapan yang minim serta kapasitas memanfaatkan telur ikan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan nelayan di Indonesia, kecuali pattorani asal Sulawesi Selatan. Namun disisi yang lain, pattorani diibaratkan seperti petani dengan perladangan berpindah-pindah. Jika mereka sudah menduduki satu fishing ground baru, pasti mengeksploitasi secara maksimal tanpa memikirkan keberlanjutan pemanfaatan pada tahun-tahun berikutnya, kemudian berpindah mencari daerah penangkapan potensial lainnya. Daerah perburuan telur ikan terbang berdasarkan wawancara dengan pattorani baik punggawa pemilik modal dan sawi nelayan, sekarang sudah sampai pada wilayah perairan perbatasan dengan Negara Australia lintang Sembilan. Tentu saja ini merupakan indikator bahwa potensi telur ikan terbang sudah overeksploitasi pada wilayah perairan Indonesia khususnya Maluku, sehingga dibutuhkan langkah-langkah bijak supaya kapal andon dapat dikendalikan sehingga kedepannya stok tetap tersedia dan dapat dinikmati bersama. baca juga Temuan Fosil Buktikan Evolusi Ikan Terbang untuk Hindari Kejaran Predator Gambar 3. Tren produksi ikan terbang Sulawesi Selatan 36 tahun 1975-2011 Upaya Potensi Ikan Terbang Lebih baik mencegah dari pada mengobati, filosofi dari penggalan kata ini mengandung makna; sebaiknya sumber daya ikan terbang khusus telur diatur penangkapannya karena jika tidak dikelola dengan tepat, maka 10 atau 15 kedepan diduga sumber daya ikan terbang di perairan Maluku akan colaps seperti yang terjadi di Selat Makassar dan Laut Flores Gambar 3. Maukah kita mengalami hal yang sama? Pertanyaan ini merupakan sesuatu yang serius dan harus segera disikapi. Mengingat eksploitasi telur ikan terbang di perairan Maluku sudah berlangsung hampir 20ctahun, mulai intensif dieksplotasi tahun 2002 Tuapetel et al. 2015b. Konservasi, rehabilitasi dan restocking merupakan upaya pemulihan sumber daya akibat eksploitasi berlebihan. Alangkah bijaknya jika sumber daya ikan terbang dimanfaatkan secara berkelanjutan dan itu harus diatur. Pemanfaatan berkelanjutan ialah mengambil secukupnya sumber daya yang dibutuhkan tanpa mengabaikan generasi berikutnya membutuhkan sumber daya yang sama. Sumber daya ikan terbang khusus telurnya selama ini tidak dimanfaatkan oleh masyarakat Maluku serta terabaikan dari pengawasan pemerintah daerah. Diharapkan masyarakat Maluku mulai meliriknya karena telur ikan terbang merupakan komoditi ekspor kedua setelah udang dengan harga keringnya paling rendah Tuapetel et al 2015b. Namun dibutuhkan kolaborasi semua pihak sehingga potensi besar ini dapat dikelola dengan baik. Belajar dari pengalaman Sulawesi Selatan yang keliru mengelola sumber daya ikan terbang sehingga produksinya menurun lebih dari 67% setelah lebih dari 30 tahun pemanfaatannya Gambar 3. Tren produksi ikan terbang Sulawesi Selatan itu membuktikan fakta pemanfaatan hanya mengejar target tangkapan berdasarkan harga jual di pasar, akibatnya sumber daya akan kolaps dalam jangka waktu tertentu. Pola pikir ini perlu diubah dengan membatasi jumlah kapal serta batas produksi yang diperbolehkan pada setiap kapal penangkapan. Ide yang dapat diusulkan ialah dengan mengatur daerah penangkapan dengan sistem buka tutup Tabel 1. Sistem ini pernah direkomendasikan oleh Bunyamin et al. 2016 untuk ikan Rastrelliger di Perairan Selat Lombok dan Salmarika et al. 2019 terkait pengelolaan ikan tongkol di Perairan Aceh. Sesuai fakta-fakta lapangan yang telah diuraikan secara terinci diatas, maka dibutuhkan upaya mengatur potensi ikan terbang supaya dinikmati bersama selain oleh pattorani yang ahli dalam memanfaatkan telurnya juga diharapkan manfaatnya dapat dinikmati pula oleh masyarakat Maluku yang menggantungkan hidup dan masa depan keluarganya dari hasil laut. Seekor ikan terbang. Foto Beberapa upaya tersebut antara lain Nelayan huhate, pancing tuna long line serta pancing tangan hand line yang tidak beroperasi pada musim timur, perlu dilatih untuk mendesain dan menggunakan alat tangkap ikan terbang berupa bale-bale yang ramah lingkungan dengan jumlah armada maksimal 40 unit setiap kapal. Dibuat peraturan daerah yang dikeluarkan Dinas Perikanan Kelautan DKP Propinsi serta Kabupaten/Kota se-Maluku, yang menyebutkan untuk setiap kapal andon yang hendak mengurus izin penangkapan diwajibkan melibatkan satu atau dua nelayan dari Maluku untuk menjadi ABK setiap kapal selama satu musim penangkapan. Hal ini sebagai sarana pelatihan dan transfer ilmu pengetahuan, pengalaman serta teknologi Sebagai pionir, direkrut nelayan muda asal Naku Pulau Ambon karena nelayan Naku telah turun temurun menangkap ikan terbang, meski hanya menangkap ikan terbang bernilai ekonomis rendah Kaum perempuan pesisir dilatih mengelola telur ikan terbang, dari membersihkan dan menjemur yang baik termasuk saat musim penghujan agar terjamin kualitas telur ikan terbang yang dapat mempengaruhi harga jual di pasar ekspor. Pelatihan ini bisa mendatangkan pengrajin telur ikan terbang dari Galesong atau mengirimkan beberapa perempuan Maluku untuk dilatih pada gudang-gudang penampungan para punggawa di Takalar Pengusaha muda asal Maluku perlu dilatih, bagaimana mencari pasar ekspor ke Jepang dan Korea serta mempelajari rantai pasok terpendek untuk menjamin mutu telur tetap terjaga. Selanjutnya mereka dapat belajar untuk membuat gudang penampungan sendiri di Maluku untuk mengolah telur ikan terbang menjadi bahan baku atau setengah jadi sebelum diekspor keluar sebagai bahan dasar industri makanan, kosmetik dan obat-obatan. Maluku perlu sigap untuk mempersiapkan sumber daya manusia dalam menyambut Lumbung Ikan Nasional LIN. Sudah ada grand design dari DKP Propinsi yang telah dikonsultasi secara publik 9 September 2020 serta webinar Lumbung Ikan Nasioanl yang diselenggarakan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura 8 Oktober 2020. Insya Allah, masyarakat Maluku turut dilibatkan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya ikan terbang khusus telurnya mulai dari hulu sampai hilir dengan secara benar dan berkelanjutan. *** *Friesland Tuapetel, Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura. Email [email protected] Senarai pustaka Ali SA, Nessa MN, Djawad MI, Omar SBA. 2004. Musim dan kelimpahan ikan terbang Exocoetidae di Sekitar kabupaten Takalar Laut Flores Sulawesi Selatan. Torani, 143, pp. 165-172. Ali SA. 2005. Kondisi sediaan dan keragaman populasi ikan terbang Hirundichthys oxycephalus Bleeker, 1852 di Laut Flores dan Selat Makassar. Disertasi. Program Studi Ilmu Pertanian. Program Pascasarjana. Universitas Hasanuddin, Makassar, p282. Amal MA. 2016. Kepulauan rempah-rempah. Kepustakaan Populer Gramedia. Bunyamin B, Hadi W, Hasan OD. 2016. Analisis pengelolaan penangkapan ikan kembung lelaki rastrelliger kanagurta secara berkelanjutan di perairan Selat Lombok. J. Penyuluhan Perikanan dan Kelautan, 103, 181-191. Churnside JH, RJ David Wells, Kevin M Boswell, John A Quinlan, Richard D Marchbanks, Brandi J McCarty, Tracey T Sutton. 2017. Surveying the distribution and abundance of flying fishes and other epipelagics in the northern Gulf of Mexico using airborne lidar, Bulletin of Marine Science, 93 2, pp. 591-609. Data statistik perikanan tangkap Sulawesi Selatan tahun 1975 sampai 2011. Badan Pusat statistic Sulawesi Selatan. Ferdiansyah F, Syahailatua A. 2010. Fekunditas dan diameter telur ikan terbang di perairan Selat Makassar dan Utara Bali, BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap, 3 3, pp. 191-197. Jati AK, Nurani TW, Iskandar BH. 2014. Sistem rantai pasok tuna loin di Perairan Maluku. Marine Fisheries Journal of Marine Fisheries Technology and Management, 5 2, pp. 171-180. Luhur ES, Yusuf R. 2017. Analisis rantai nilai ikan cakalang di Kota Ambon, Maluku, Jurnal Sosek Kelautan dan Perikanan, 12 1, pp. 93-105. Nababan BO, Sari YD. 2014. Identifikasi dan strategi pengembangan mata pencaharian alternative untuk kesejahteraan masyarakat di taman wisata perairan Laut Banda. Jurnal kebijakan sosek KP, 4 1, pp. 57-75. Nessa MN, H Sugondo, I Andarias, A Rantetondok. 1977. Studi pendahuluan terhadap perikanan ikan terbang di Selat Makassar. Lontara. 13 643-669. Oxenford HA, Hunte W. 1999. Feeding habits of dolphinfish Coryphaena hippurus in the Eastern Caribbean. Scientia Mar. 63 3-4, pp. 303-315. Pane ARP, Suman A. 2019. Dinamika populasi dan tingkat pemanfaatan kepiting bakau Sylla serrate Forskal, 1775 di Kepulauan Aru, Maluku. BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap, 11 3, pp. 127- 136. Parin NV. 1968. Ichthyofauna of the epipelagic zone, book IPST, 210p. Parin NV. 1999. Exocoetidae. In Carpenter KE and Volker HN eds, FAO species identification guide for fishery purpose the living marine resources of Wastern Central Pacific. Vol. 4 bony fishes Part 2 Mugilidae to Carangidae. Food and Agriculture Organization of the United Nation Rome. Ratnawati HI, Rahmat Hidayat, Ahmad Bey, Tania June. 2016. Upwelling di Laut Banda dan pesisir Selatan Jawa serta hubungannya dengan ENSO dan IOD, Omni-Akuatika, 12 3, pp. 119-130. Salmarika S, Wisudo SH. 2019. Status Pengelolaan Sumber Daya Ikan Tongkol di Perairan Samudera Hindia Berbasis Pendaratan Pukat Cincin di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Aceh Suatu Pendekatan Ekosistem. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 244, 263-272. Siahainenia SM, Hiariey J, Baskoro MS, Waileruny W. 2017a. Pemanfaatan optimal sumberdaya cakalang di Perairan Maluku. TRITON Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan, 132, 125-134. Siahainenia L, Tuhumury SF, Uneputty PA, Tuhumury NC. 2017b. Bentuk dan pola pemanfaatan ekosistem laguna Negeri Ihamahu, Maluku Tengah, TRITON Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan, 13 2, pp. 99-104. Suwarso S, Zamroni A, Wijopriyono W. 2008. Eksploitasi sumber daya ikan terbang Hirundichthys oxycephalus, Famili Exocoetidae di Perairan Papua Barat Pendekatan Riset dan Pengelolaan, BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap, 2 2, pp. 83-91. Suyadi, WN Satrioajie, A Syahailatua, Z Arifin 2018. Banda deep-sea research History, mission and strategic plan, IOP Conference Series Earth and Environmental Science, 184 1, pp. 0-13. Tuapetel F, Nessa M Natsir, Syamsu Alam Ali, Sudirman 2015a. Distribution species composition and size of flying fish Exocoetidae in the Ceram Sea, Inter. Journal of Scientific & Technology Research, 4 3, pp. 75-76. Tuapetel F, Nessa M Natsir, Syamsu Alam Ali, Sudirman. 2015b. Tingkat pemanfaatan sumber daya ikan terbang Exocoetidae di Laut Seram, Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II Universitas Hasanuddin, II 1, pp. 232-239. Tuapetel F, Nessa M Natsir, Syamsu Alam Ali, Sudirman, Hutubessy BG, Mosse JW. 2017. Morphometric relationship, growth and condition factor of flyingfish, Hirundicthys oxycephalus during spawning season. E & ES, 89 1, pp. 1-14. Tuapetel F, Matrutty DDP, Waileruny W. 2018. Diversity of demersal fish resources in Ambon Island Waters. Jurnal Iktiologi Indonesia, 18 3, pp. 223-239. Waileruny W, Eko Sri Wiyono, Sugeng Hari Wisudo, Ari Purbayanto, Tri Wiji Nuran 2014. Monsoon and skipjack fishing ground in the Banda Sea and its surrounding Moluccas Province, Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 5 1, pp. 41-54. Wawo M, Uneputty Pr A. 2013. Aktivitas pemanfaatan sumber daya moluska di perairan Teluk Ambon, Jurnal Triton 9 2, pp. 120-126. Artikel yang diterbitkan oleh

nelayan ikan dengan skala besar yang beroperasi